top of page
Gambar penulisHukumkuAdminMA

Mengenal Tahapan Siklus Akuntansi, Pengertian dan Tujuannya


Temukan panduan praktis tentang siklus akuntansi, mulai dari definisi hingga penerapannya dalam bisnis Anda.

Siklus akuntansi menjadi salah satu poros penting dalam sistem informasi keuangan perusahaan dan biasanya dikerjakan oleh seorang akuntan. Adapun tahapan siklus akuntansi dilakukan mulai awal tahun dan ditutup pada akhir tahun.


Apa saja tahapan dalam siklus akuntansi? Artikel ini membahas apa itu siklus akuntansi yang biasa dilakukan oleh sejumlah perusahaan. Selain itu, menjelaskan juga apa tujuan dari siklus akuntansi, contoh-contoh yang relevan, dan berbagai tahapan dalam pembuatannya.


Apa Itu Siklus Akuntansi?


Berdasarkan ungkapan Dina Fitria (2014), siklus akuntansi adalah proses yang dilaksanakan ketika transaksi terjadi. Berbagai penerapannya secara umum melibatkan pencatatan, penggabungan, dan penyajian data keuangan.


Dengan begitu, sejumlah catatan bukti transaksi perusahaan akan dikumpulkan menjadi satu agar bisa menjadi laporan akuntansi. Seperti yang telah disebut sebelumnya, siklus akuntansi dipraktikan selama setahun agar bisa menyusun catatan keuangan yang akurat.


Hasil dari laporan tersebut kemudian masuk tahapan reverse, sebelum memasuki buku baru di tahun selanjutnya. Oleh karena itu, aktivitas ini disebut “siklus” lantaran terus berjalan setiap tahun dan sifatnya berulang-ulang.


Lantas, bagaimana siklus ini membantu dalam penyusunan laporan keuangan yang akurat? Jawaban ini sekiranya baru kita bisa dapatkan setelah membaca secara lengkap artikel, mengingat ada beberapa tahapan penting dalam siklus akuntansi.


Namun secara garis besar siklus akuntansi akan mencatat pembukuan keuangan secara up to date dan terus-menerus disesuaikan. Dengan kata lain, setiap rincian transaksi masuk ataupun keluar dari bagian keuangan akan diidentifikasi, dicatat, dan dibukukan untuk menyusun laporan yang akurat.


Apa Tujuan dari Siklus Akuntansi?


Siklus akuntansi mempunyai berbagai macam tujuan yang secara garis besar bersifat positif untuk kepentingan perusahaan. Apa saja manfaat dari siklus akuntansi? Simak daftar tujuan berikut untuk mengetahui penjelasannya.


1. Memastikan Akurasi Data Keuangan


Akurasi data keuangan merupakan hal krusial yang perlu diperhatikan setiap perusahaan, mengingat angka kecil saja bisa mengubah perhitungan total. Oleh sebab itu, siklus akuntansi dilakukan untuk memastikan keakuratan data.


2. Mencegah Kesalahan dan Kecurangan


Kesalahan/ketidaktepatan beserta kecurangan tentu ada saja potensinya di sebuah perusahaan. Agar keduanya tidak terjadi, pengusaha lewat akuntan sebaiknya mencatat secara up to date lewat siklus akuntansi.


3. Mempermudah Proses Audit dan Review Eksternal


Laporan keuangan berjangka waktu lewat siklus akuntansi sebuah perusahaan dapat membantu tim audit ketika mereka hendak melakukan aktivitasnya. Begitu juga ketika ada review eksternal, data terbaru sudah tersedia untuk langsung diakses.


4. Mendukung Pengambilan Keputusan Bisnis yang Tepat


Berbagai keputusan bisnis sekiranya wajib memperhatikan kondisi keuangan perusahaan. Berkat adanya siklus akuntansi yang mencatat segala transaksi, perundingan terkait perjalanan bisnis berikutnya bisa diterka peluang ataupun risikonya.


Apa Saja Tahapan dalam Siklus Akuntansi?


Terdapat berbagai macam variasi tentang tahapan dalam siklus akuntansi, namun secara umum dimulai dari proses mengidentifikasi transaksi. Tahapan tersebut pernah disampaikan Akhmad Priharjanto, Dosen PKN STAN, lewat video di laman Kemenkeu Learning Center.


Berikut ini tahapan dalam siklus akuntansi menurutnya.


1. Identifikasi Transaksi


Tahapan siklus akuntansi dimulai dengan adanya sebuah transaksi. Oleh sebab itu, perusahaan wajib mengidentifikasi berbagai transaksi yang telah terjadi.


Sebut contoh konkretnya ada pemasukan dari hasil pembelian barang oleh pihak ketiga. Kemudian, mengidentifikasi pula pengeluaran yang dibutuhkan untuk menjalankan transaksi atau jika memang ada pengeluaran untuk beli suatu barang.


2. Jurnal


Setelah mengidentifikasi, perusahaan lewat tim akuntan mencatat rincian transaksi yang terjadi di dalam sebuah jurnal. Pencatatannya meliputi pemasukan maupun pengeluaran dari berbagai aktivitas yang dilakukan.


Adapun jurnal ini harus dibuat serinci mungkin agar tidak mengalami kesalahan data. Pisahkan bagian uang yang masuk, bagian uang yang keluar, selisih dari kedua jenis transaksi, utang, kas, hingga piutang.


3. Posting


Dalam siklus akuntansi dikenal istilah buku besar akuntansi, alat yang dipakai perusahaan untuk mencatat transaksi keuangan. Jurnal yang berisi catatan transaksi pada tahap kedua diposting ke buku besar.


Buku besar tersebut merupakan representasi dari hasil pencatatan sebelumnya, kemudian ditambahkan pula bagan akun yang aktif.


Akun merupakan catatan akuntansi individual yang memperlihatkan pengurangan atau penambahan aset, ekuitas, maupun liabilitas, seperti ditulis.


4. Neraca Saldo


Posting buku besar yang telah dilakukan akan dijadikan dasar pembuatan neraca saldo. Mengutip laman Binus University, neraca saldo adalah laporan yang isinya mencakup jenis nama akun dan saldonya masing-masing.


Namun demikian, neraca saldo kemungkinan akan ketinggalan jika tidak dilakukan pencatatan baru. Aktivitas itu diterapkan melalui penyesuaian, dijelaskan pada poin kelima tahapan siklus akuntansi berikut.


5. Penyesuaian


Neraca saldo yang sudah ada sebelumnya tidak selalu menyertakan data terbaru (up to date). Oleh sebab itu, diperlukan kegiatan penyesuaian terkait transaksi beserta saldo tiap jenis akun supaya akurat secara data.


Sebut contohnya akun jenis A yang mencatat pemasukan ternyata belum sesuai dengan kondisi sekarang. Perusahaan pun bisa memastikan berjalannya penyesuaian terlebih dahulu sebelum masuk tahap berikutnya.


6. Neraca Saldo Setelah Penyesuaian


Hasil dari proses penyesuaian neraca saldo akan memunculkan “neraca saldo setelah penyesuaian” dan memuat informasi keuangan terbaru. Akurasi data pada tahapan ini terbilang lebih akurat dibanding neraca yang belum disesuaikan.


Kendati demikian, data tiap akun yang tercantum di dalam neraca saldo terbaru ini masih harus melewati berbagai tahapan lain. Tepat setelah disesuaikan, hasil neracanya bisa disusun ke dalam bentuk laporan keuangan.


7. Menyusun Laporan Keuangan


Penyesuaian yang sudah dijalankan maupun neraca saldo terbaru yang telah dibuat, dapat dituangkan ke dalam laporan keuangan. PPM School menyebutkan bahwa laporan keuangan bisa dibentuk ketika aktiva dan pasiva di neraca saldo selaras.


Adapun laporan keuangan berisi banyak hal, mulai dari laporan perubahan modal, laporan laba rugi, dan laporan pengaliran atau arus kas. Kemudian melampirkan pula neraca yang berisi solvabilitas, likuiditas, dan solvabilitas sebagai rincian lainnya.


8. Jurnal Penutup


Langkah terakhir dalam siklus akuntansi adalah melakukan penutupan melalui “jurnal penutup”. Kegiatan ini biasanya dijalankan ketika akhir periode akuntansi atau akhir tahun, tugasnya menutup rekening laba rugi atau rekening nominal.


Setiap nilai dari kedua akun wajib disetel ke angka 0 (nol) agar terlihat aliran yang masih berjalannya. Fungsi jurnal penutup sebagai tahapan akhir beragam, misal dipakai untuk melakukan evaluasi akuntansi dan kegiatan bisnis perusahaan.


9. Neraca Saldo setelah Penutupan


Tahapan siklus akuntansi pada poin ke sembilan ini berbeda dari neraca sebelumnya, di mana sifatnya hanya opsional. Keterangan yang dicantumkan di dalam neraca saldo pasca penutupan adalah saldo yang masih ada meski jurnal ditutup.


10. Reversing atau Jurnal Pembalik


Jurnal pembalik, reversing, atau reverse entry, dilakukan perusahaan saat memasuki periode baru (bulan Januari). Tahapan ini bersifat opsional, namun sangat penting fungsinya jika masih ada pencatatan transaksi berulang dalam periode berikutnya.


Contohnya ada perusahaan yang memang sudah berlangganan transaksi atau pengeluaran rutin tahunan pengusaha untuk menjalankan bisnisnya. Semua itu sudah diterka melalui jurnal pembalik yang dibuat.


Kesimpulan


Berdasarkan pembahasan di atas, siklus akuntansi dapat didefinisikan sebagai pencatatan bukti transaksi keuangan yang dilakukan untuk membuat laporan keuangan. Pelaksanaan siklus ini tahunan, dimulai bulan Januari sampai Desember.


Adapun tujuan utama dari siklus akuntansi adalah memastikan akurasi data keuangan, memfasilitasi pelaporan keuangan, mencegah kesalahan dan kecurangan, mempermudah proses audit dan review eksternal, serta mendukung pengambilan keputusan bisnis yang tepat.


Perusahaan bisa menjalankannya melalui 10 tahapan, mulai dari mengidentifikasi transaksi, pembuatan jurnal, posting, neraca saldo, penyesuaian, neraca saldo pasca penyesuaian, laporan keuangan, neraca saldo setelah penutupan, dan jurnal pembalik (reversing).


Anda tentunya sebagai pemilik perusahaan menginginkan solusi terbaik terkait laporan keuangan dan siklusnya. Oleh sebab itu, siklus akuntansi bisa dipraktikan oleh tim akuntansi perusahaan demi berbagai kepentingan positif.



Comments


bottom of page