Hadirnya kecerdasan buatan semakin membuat pekerjaan advokat lebih mudah dan efisien. Dari sekian banyak AI tools untuk advokat yang tersedia, manakah yang cocok untuk mendukung kantor hukum Anda?
Hadirnya kecerdasan buatan juga menjadi kunci meningkatnya efisiensi operasional di tempat kerja. Dilansir dari redpumpkin.ai, menurut laporan data IBM (2022), 85% organisasi telah menggunakan implementasi AI untuk mendukung segala proses bisnis.
Lebih spesifik, berdasarkan hasil riset Legal Trends Report, sebanyak 79% profesional hukum yang disurvei kini menggunakan AI dalam berbagai bentuk praktik hukum, sementara 25% diantaranya telah mengadopsi kecerdasan buatan secara luas.
Dalam dunia hukum, AI bukan lagi hal baru, melainkan telah menjadi bagian dari pendukung produktivitas advokat sehari-hari. Jika kantor hukum atau advokat belum mengadopsi teknologi ini, maka akan berisiko tertinggal dari segi efisiensi dan daya saing.
Maka dari itu, artikel ini akan membahas lima tools AI untuk advokat yang bisa bantu mempercepat riset dokumen hukum dan analisis peraturan perundang-undangan dengan cepat dan akurat.
AI Tools Terbaik untuk Praktisi Hukum
Legal Hero

Legal Hero merupakan legal AI tools yang dirancang sebagai solusi riset hukum terbaik di Indonesia. Platform besutan Hukumku ini menawarkan akses ke jutaan dokumen putusan pengadilan dan peraturan perundang-undangan dalam satu tempat yang terintegrasi.
Dengan cakupan pusat database hukum terlengkap, mulai dari putusan MA hingga pengadilan negeri dan peraturan daerah, Legal Hero memberikan keunggulan kompetitif melalui tiga fitur utama berbasis AI:
Teknologi AI Mumpuni
Legal Hero melibatkan pakar hukum dan praktisi kecerdasan buatan dalam membangun ekosistemnya. Teknologi kecerdasan buatan yang tersemat dalam Legal Hero, mampu menganalisis dokumen hukum yang sebelumnya memakan waktu berjam-jam menjadi hanya hitungan detik.
Tak hanya itu, putusan pengadilan yang tebalnya ratusan halaman dapat diringkas menjadi intisari yang padat, relevan, dan akurat, sehingga pengguna langsung memahami esensi kasus tanpa perlu membaca keseluruhan dokumen.
Pencarian Dokumen Kontekstual
Tidak lagi terpaku pada pencarian kata kunci tradisional, mesin pencari berbasis AI dalam Legal Hero dirancang untuk memahami konteks dan maksud pencarian. Hasilnya? Pengguna dapat menemukan dokumen hukum yang benar-benar relevan secara intuitif, cepat, dan presisi, meskipun tidak menggunakan kata kunci yang spesifik.
Ringkasan Detil Perkara

Legal Hero menyediakan ringkasan detil perkara yang sangat bermanfaat. Ringkasan ini menampilkan informasi penting seperti:
- Ketua Hakim
- Hakim Anggota
- Jaksa Penuntut Umum (JPU)
- Pengacara Penggugat dan Tergugat
Dengan adanya fitur ini, advokat bisa melihat siapa saja pihak yang terlibat dalam suatu kasus tanpa harus membaca seluruh isi dokumen putusan.
Fitur ringkasan ini juga memberi beberapa keunggulan bagi para pengacara dalam menganalisis dokumen putusan yaitu:
- Meningkatkan Kecepatan Analisis: Advokat dapat langsung mengidentifikasi pihak-pihak kunci yang berperan dalam sebuah perkara, mempercepat proses tinjauan dokumen.
- Memetakan Pola Perkara: Informasi tentang hakim dan jaksa memungkinkan advokat untuk memetakan pola putusan atau strategi yang mereka gunakan dalam kasus-kasus sebelumnya.
- Efisiensi Waktu: Advokat tidak perlu lagi menghabiskan waktu berjam-jam membaca dokumen tebal untuk mencari nama-nama penting. Semua informasi sudah tersaji secara ringkas.
Precedent Mapping
Salah satu fitur terobosan yang semakin penting dalam riset hukum modern adalah Precedent Mapping—teknologi yang mampu memetakan dan memvisualisasikan hubungan antara satu putusan dengan putusan relevan lainnya.
- Bagi advokat atau firma hukum, ini menjadi alat strategis untuk menyusun argumentasi hukum berdasarkan pola yurisprudensi yang mendukung.
- Bagi akademisi dan peneliti hukum, fitur ini membuka cakrawala baru dalam menganalisis tren dan logika putusan pengadilan secara menyeluruh dan sistematis.
Platform Riset Hukum Berbasis AI
LegalPro
Legal Pro dikembangkan untuk menangani kebutuhan korporasi dalam memahami dan menavigasi regulasi yang sering berubah. Fokusnya adalah pada dokumen hukum yang bersifat normatif dan regulatif, dengan sedikit sentuhan pada putusan pengadilan.
Fitur yang ditawarkan meliputi perbandingan peraturan lama dan baru, kemampuan untuk menganalisis regulasi internal dengan regulasi negara, dan ekstraksi kewajiban hukum.
ChatGPT

Tidak bisa dipungkiri, ChatGPT tetap menjadi salah satu alat kecerdasan buatan generatif yang paling populer di dunia saat ini.
ChatGPT adalah chatbot berbasis AI yang dikembangkan oleh OpenAI. Ia mampu merespons pertanyaan atau perintah dalam bentuk teks terbuka dan memberikan jawaban dalam bentuk paragraf yang disusun secara koheren.
Beberapa keunggulannya dapat membantu riset hukum dasar, menyusun argumen, serta meringkas dokumen hukum. Namun sebagai catatan, dalam beberapa kasus, ChatGPT bisa saja memberikan jawaban yang seolah benar namun tidak ada dasar hukumnya.
Selain itu, kekurangannya untuk praktisi hukum dalam meriset putusan dan peraturan adalah ChatGPT tidak memiliki database, sehingga membuatnya tidak akurat untuk pencarian dokumen hukum di Indonesia secara spesifik.
ClaudeAI

ClaudeAI dikembangkan oleh perusahaan asal San Fransisco, Amerika Serikat, yaitu Anthropic. ClaudeAI mampu menjawab pertanyaan atau perintah dari pengguna secara real-time.
Dalam praktik penggunaannya di dunia hukum, ClaudeAI memungkinkan pengguna untuk merangkum ratusan dokumen dalam waktu singkat. Chatbot ini juga dirancang lebih tepat dalam memahami struktur argumen, dan berguna untuk membedah dokumen legal.
Berdasarkan hasil pengujian Tim Penulis, hasil jawaban yang diberikan oleh ClaudeAI cenderung keliru dalam menafsirkan konsep hukum. Artinya, alat ini kurang familiar dengan terminologi hukum di Indonesia.
Sama seperti ChatGPT, chatbot ini juga tidak memiliki akses database hukum, seperti putusan pengadilan dan peraturan perundang-undangan, sehingga hasil riset tidak akurat karena kurangnya sumber refrensi data hukum.
Hukumonline AIlex
Hukumonline Allex adalah platform riset hukum yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan para profesional dan akademisi di Indonesia. Sebagai produk premium dari Hukumonline, Allex menyediakan akses ke database hukum, mencakup ribuan dokumen mulai dari undang-undang, peraturan pemerintah, hingga putusan pengadilan.
Tabel Perbandingan
| Platform | Akses Dokumen Putusan | Akses Dokumen Peraturan | RIngkasan AI | Harga |
| Legal Hero | Ya | Ya | Ya | Rp.299,000/bulan |
| Legal Pro | Ya | Ya | Ya | Tidak Tertera |
| ChatGPT Plus | Tidak | Tidak | Ya | Rp.497,000/bulan |
| ClaudeAI | Tidak | Tidak | Ya | Rp. 281.000/bulan |
| AIlex | Ya | Ya | Ya | Rp.8.200.00/bulan |
*Berdasarkan informasi publik dan fitur utama yang ditonjolkan pada website masing-masing.
Keuntungan Menggunakan AI untuk Kantor Hukum
Penggunaan kecerdasan buatan (AI) bukan lagi sekadar tren, melainkan sebuah revolusi yang memberikan berbagai keuntungan signifikan bagi advokat dan kantor hukum. AI membantu mengubah cara kerja profesional hukum, dari riset yang memakan waktu hingga manajemen kasus yang rumit menjadi mudah.
- Efisiensi dan Penghematan Waktu: AI dapat melakukan tugas-tugas repetitif dengan kecepatan luar biasa. Ini termasuk meninjau ribuan halaman dokumen, mencari putusan pengadilan yang relevan, atau menganalisis kontrak.
- Akurasi yang Lebih Baik: Dengan kemampuannya memproses data dalam volume besar, dapat mengidentifikasi pola, inkonsistensi, atau detail penting yang mungkin terlewatkan oleh mata manusia.
- Peningkatan Analisis Kasus: Alat AI dapat menganalisis data historis dan tren dari putusan pengadilan untuk membantu advokat memprediksi kemungkinan hasil sebuah kasus. Meskipun bukan jaminan, prediksi ini bisa menjadi dasar yang kuat untuk merumuskan strategi hukum yang lebih cerdas dan proaktif.
Apakah AI dapat Menggantikan Peran Advokat?
Meskipun AI menawarkan banyak keunggulan, penting untuk memahami bahwa kecerdasan buatan hanya berfungsi sebagai alat bantu. AI tidak dapat menggantikan peran advokat profesional yang terlatih.
- AI tidak dapat memberikan pendapat hukum yang mengikat. AI bekerja berdasarkan data dan algoritma, sedangkan nasihat hukum melibatkan pemahaman konteks sosial, etika, dan nuansa unik dari setiap kasus.
- AI tidak memiliki empati atau kecerdasan emosional. Hubungan antara advokat dan klien dibangun di atas kepercayaan, empati, dan komunikasi personal, yang tidak dapat direplikasi oleh mesin.
- AI tidak bisa berargumentasi di pengadilan. Keputusan akhir, argumen strategis, dan representasi di depan hakim harus tetap disampaikan oleh advokat yang memiliki sertifikasi dan lisensi.
Baca Juga: Lebih Cepat dan Akurat, Ini 5 Keunggulan AI untuk Praktisi Hukum
Siap beralih ke riset yang lebih efisien dan akurat? Gunakan Legal Hero sebagai solusi untuk riset hukum Anda. Dengan jutaan putusan pengadilan dan peraturan perundang-undangan yang terintegrasi dalam satu platform, Legal Hero memastikan Anda selalu memiliki data terlengkap. Didukung AI canggih, Legal Hero mampu melakukan pencarian kontekstual dan memberikan ringkasan dokumen secara instan.