• Artikel
  • Topik Hukum
    • Perusahaan & Bisnis
    • Pertanahan & Properti
    • Keluarga
    • HAKI
    • Pidana
    • Perdata
  • Tentang Kami
Membaca Aturan Transaksi Afiliasi dan Konflik Kepentingan dalam Perusahaan Terbuka
Konsultasi
Font ResizerAa
  • Bisnis
  • Perusahaan
  • Keluarga
  • Pidana
  • Perdata
  • Pertanahan
Search
  • Blog
  • Tentang Kami
  • Kontak
Ikuti Kami
  • Konsultasi Hukum
  • Legal HeroBaru
  • Toko Hukum
  • Hukumku Bisnis
  • Gabung Jadi Mitra
Copyright © 2025 PT. Teknologi Legal Bersama
General

Aturan Transaksi Afiliasi dan Konflik Kepentingan dalam Perusahaan Terbuka

By Effi Irawan
Terakhir Diperbarui Agustus 22, 2025
5 Menit Baca
aturan transaksi afiliasi dan bentrok kepentingan
Bagikan
Ringkasan
  • Transaksi afiliasi melibatkan pihak yang memiliki hubungan dekat dengan perusahaan dan berpotensi menimbulkan benturan kepentingan.
  • Konflik kepentingan bisa terjadi tanpa disadari, terutama jika transaksi terlihat wajar dalam lingkup grup usaha.
  • Mekanisme pengawasan seperti keterbukaan informasi, persetujuan pemegang saham independen, dan penilaian independen penting untuk mencegah risiko.
  • Pelanggaran aturan dapat menimbulkan sanksi OJK, tuntutan hukum, dan merusak reputasi perusahaan.

Dalam perusahaan terbuka, transparansi dan akuntabilitas adalah fondasi utama untuk menjaga kepercayaan investor. Salah satu area yang rawan adalah transaksi afiliasi, yakni transaksi dengan pihak yang memiliki hubungan dekat dengan perusahaan. 

Di sinilah risiko conflict of interest sering muncul, meski tidak selalu disadari. Padahal, regulasi sudah mengaturnya secara ketat.

Daftar Isi
Apa Itu Transaksi Afiliasi?Dasar Hukum Transaksi AfiliasiKonflik Kepentingan dalam Transaksi AfiliasiMekanisme Pengawasan dan Persetujuan Transaksi AfiliasiRisiko Jika Aturan DilanggarKesimpulan

Apa Itu Transaksi Afiliasi?

Menurut Pasal 1 angka 3 POJK No. 42/POJK.04/2020, transaksi afiliasi adalah aktivitas atau transaksi yang dilakukan perusahaan terbuka dengan pihak afiliasi, baik itu afiliasi dari perusahaan maupun dari direksi, komisaris, pemegang saham utama, atau pengendali. Contohnya:

  • Anak perusahaan memberi pinjaman ke induk perusahaan,
  • Direksi menyewakan properti pribadinya ke perusahaan, atau
  • Perusahaan membeli barang/jasa dari bisnis milik keluarga pemegang saham pengendali.

Hubungan yang tidak netral antara pihak-pihak terkait membuat keputusan bisnis berpotensi menguntungkan afiliasi lebih dari perusahaan, sehingga risiko kerugian dan benturan kepentingan cukup besar.

Dasar Hukum Transaksi Afiliasi

Sebenarnya, Indonesia telah memiliki aturan khusus mengenai transaksi afiliasi dan benturan kepentingan pada perusahaan terbuka, di antaranya:

  • POJK No. 42/POJK.04/2020 – mengatur kewajiban keterbukaan informasi, persetujuan pemegang saham independen, hingga keterlibatan penilai independen.
  • UUPT No. 40/2007 – menegaskan bahwa direksi dan komisaris wajib menghindari benturan kepentingan, serta tidak boleh menggunakan jabatan untuk keuntungan pribadi maupun pihak terdekat.

Karena itu, transaksi afiliasi harus diperlakukan dengan lebih hati-hati dibanding transaksi biasa. Mengabaikannya dapat berdampak langsung pada stabilitas dan reputasi perusahaan.

Baca Juga

Perbedaan Pasar Modal Konvensional dan Syariah
integrasi prinsip esg
Integrasi Prinsip ESG dalam Keputusan Investasi dan Tata Kelola Perusahaan
tugas likuidator
Ini 9 Tugas Penting Likuidator Perseroan Terbatas

Konflik Kepentingan dalam Transaksi Afiliasi

Tetapi dalam praktiknya, transaksi afiliasi sering dianggap wajar, apalagi jika masih dalam lingkup grup usaha. Namun di balik kewajaran itu, sebenarnya terdapat potensi benturan kepentingan yang kerap luput dari perhatian. Misalnya:

  • Pinjaman kepada perusahaan afiliasi dengan bunga di bawah standar pasar,
  • Pembelian aset dari pihak terafiliasi tanpa penilaian wajar independen, atau
  • Penggunaan vendor milik kerabat komisaris tanpa tender terbuka.

Sekilas, hal-hal tersebut tampak seperti kerja sama bisnis biasa. Namun, dari sisi regulasi, transaksi ini dapat dikategorikan sebagai benturan kepentingan. Jika tidak dilakukan melalui mekanisme yang benar, perusahaan berpotensi melanggar aturan yang berlaku.

Mekanisme Pengawasan dan Persetujuan Transaksi Afiliasi

Jadi, untuk memastikan transaksi afiliasi berjalan adil dan transparan, perusahaan terbuka biasanya menerapkan mekanisme pengawasan berikut:

1. Keterbukaan Informasi

Perusahaan wajib mengungkapkan semua transaksi afiliasi kepada pemegang saham dan publik. Tujuannya agar semua pihak mengetahui transaksi yang dilakukan dan tidak ada keputusan yang disembunyikan, sehingga transparansi terjaga.

2. Persetujuan Pemegang Saham Independen

Setiap transaksi yang berpotensi menimbulkan benturan kepentingan harus mendapatkan persetujuan dari pemegang saham independen. Langkah ini memastikan keputusan bisnis tetap objektif dan tidak hanya menguntungkan pihak terkait.

3. Penilaian Independen

Dalam beberapa transaksi, perusahaan dapat melibatkan penilai independen untuk menilai kewajaran harga atau nilai transaksi. Hal ini membantu memastikan transaksi dilakukan secara adil dan sesuai prinsip tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance).

4. Pengawasan Berkelanjutan

Selain langkah-langkah awal, perusahaan juga perlu melakukan pengawasan secara berkelanjutan terhadap transaksi afiliasi. Hal ini berguna untuk memantau kepatuhan, mengevaluasi risiko yang muncul, dan memastikan bahwa prosedur yang telah ditetapkan dijalankan dengan konsisten.

Dengan mekanisme ini, perusahaan dapat meminimalkan risiko benturan kepentingan sekaligus menjaga reputasi dan kepercayaan investor.

Risiko Jika Aturan Dilanggar

Lalu, apa yang terjadi jika perusahaan secara sadar maupun tidak sadar melanggar aturan terkait transaksi afiliasi? Pelanggaran tersebut dapat menimbulkan konsekuensi serius, antara lain:

  • Sanksi administratif dari OJK, mulai dari peringatan tertulis, denda, hingga pembatasan usaha,
  • Tuntutan hukum dari pemegang saham independen yang merasa dirugikan,
  • Reputasi perusahaan tercoreng, yang dapat menurunkan kepercayaan investor dan harga saham.

Risiko-risiko ini bukan hanya soal formalitas, tetapi bisa mengancam keberlangsungan perusahaan itu sendiri.

Kesimpulan

Agar terhindar dari sanksi hukum maupun kerugian reputasi, perusahaan perlu memastikan setiap transaksi afiliasi dijalankan sesuai regulasi. Solusi terbaik adalah melibatkan konsultan hukum sejak tahap awal.

Jangan biarkan satu transaksi afiliasi berisiko merugikan bisnis Anda. Lindungi perusahaan bersama mitra advokat Hukumku, konsultasikan rencana transaksi Anda sekarang!

Gunakan Jasa Hukumku!

Percayakan permasalahan hukum Anda bersama Mitra Advokat berpengalaman di Hukumku.
Hubungi Kami di Sini!
TAGGED:Hukum BisnisHukum Perusahaan
Bagikan Artikel Ini
Facebook Whatsapp Whatsapp Copy Link
FacebookLike
XFollow
InstagramFollow
YoutubeSubscribe
LinkedInFollow
Artikel Terbaru
asas dominus litis
Asas Dominus Litis dalam Hukum Acara Pidana: Mengapa Jaksa Jadi Penguasa Perkara?
November 7, 2025
Perbedaan Pasar Modal Konvensional dan Syariah
November 7, 2025
integrasi prinsip esg
Integrasi Prinsip ESG dalam Keputusan Investasi dan Tata Kelola Perusahaan
November 6, 2025
Tampilkan Lebih

Artikel Terkait

batasan business judgment rule
General

Menakar Batasan Business Judgment Rule dalam Melindungi Direksi Perusahaan

5 Menit Baca
cabotage
General

Mengenal Prinsip Cabotage dalam Hukum Perkapalan di Indonesia: Perlindungan atau Hambatan?

4 Menit Baca
charter party
General

Klausul Force Majeure dalam Charter Party Sewa Kapal: Perlindungan atau Celah Hukum?

5 Menit Baca
peran paralegal
General

Ini Peran Paralegal dalam Litigasi dan Non-Litigasi

2 Menit Baca

Langganan Artikel Terbaru

Dapatkan informasi seputar hukum terkini langsung dari genggaman Anda.

Alamat:
The Kuningan Place IMO 1&2
Jl. Kuningan Utama Lot 15.
Jakarta Selatan, 12960.

Kontak:
+62 831-8797-0175
hello@hukumku.id

Topik Populer

  • Hukum Keluarga
  • Hukum Ketenagakerjaan
  • Hukum Bisnis
  • Hukum Perusahaan
  • Hukum Agraria

Produk

  • Konsultasi Hukum
  • Legal HeroBaru
  • Toko Hukum
  • Hukumku Bisnis
  • Gabung Jadi Mitra

Punya masalah hukum?

Ceritakan permasalahan hukum Anda bersama kami.
Hubungi Kami

Hukumku adalah platform konsultasi hukum online terpercaya yang menghubungkan pengguna dengan mitra advokat profesional di seluruh Indonesia. Dapatkan solusi hukum cepat dan praktis, mulai dari konsultasi via chat, pembuatan dokumen, hingga pendampingan sengketa untuk individu maupun bisnis.

© 2025 PT. Teknologi Legal Bersama

  • Kebijakan Privasi
  • Syarat & Ketentuan

Hukumku adalah platform konsultasi hukum online terpercaya yang menghubungkan pengguna dengan mitra advokat profesional di seluruh Indonesia. Dapatkan solusi hukum cepat dan praktis, mulai dari konsultasi via chat, pembuatan dokumen, hingga pendampingan sengketa untuk individu maupun bisnis.

© 2025 PT. Teknologi Legal Bersama

  • Kebijakan Privasi
  • Syarat & Ketentuan
hukumku

Hukumku

Tim Hukumku

Hukumku

Halo, Ceritakan kebutuhan hukum Anda bersama kami.

Powered by Elementor

Chat Sekarang
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?