PSAK adalah singkatan dari Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Pedoman ini kerap dipakai dalam standar praktik akuntansi di Indonesia, khususnya ketika seorang akuntan ingin membuat laporan keuangan.
Apa itu PSAK dan bagaimana peranannya dalam laporan keuangan di Indonesia? Artikel ini membahas pengertian PSAK, penerapan langkah dalam penyusunan laporan keuangan perusahaan, contoh penerapan konkretnya, dan implikasi hukum akibat tidak mematuhi PSAK.
Mengenal PSAK dalam Laporan Keuangan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan atau PSAK digunakan oleh akuntan sebagai landasan kriteria standar untuk membuat laporan keuangan, seperti dikutip dari OCBC. Adapun tujuan penerapan standardisasi, demi menciptakan keseragaman dan bisa dipahami berbagai pihak.
Kelengkapan standar laporan keuangan sebelumnya diatur melalui PSAK 1, namun sejak 1 Januari 2024 lalu aktif merujuk pedomannya ke PSAK 201. Keduanya hampir mirip, tapi telah mengalami perubahan nama yang disahkan pada 12 Desember 2022.
Laporan keuangan menurut PSAK 201 terdiri dari berbagai macam pernyataan kriteria. Di antaranya harus lengkap dengan mencantumkan (a) laporan posisi keuangan akhir periode, (b) laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, dan (c) perubahan ekuitas.
Kemudian melampirkan pula (d) laporan arus kas selama periode, (e) catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan beserta penjabaran informasi lain, dan (f) laporan keuangan pada awal periode terdekat sebelumnya.
Berhubungan dengan poin (f), laporan yang dimaksud terdekat ketika perusahaan menerapkan kebijakan akuntansi secara retrospektif atau menciptakan sajian ulang pos-pos laporan keuangan. Selain itu, ketika entitas mereklasifikasi pos-pos laporan keuangan mereka.
Berdasarkan penjelasan isi dari laporan keuangan menurut PSAK, kita dapat mengetahui bahwa PSAK berperan penting dalam laporan keuangan di Indonesia. Selain keseragaman yang tercipta, PSAK juga penting untuk mendeskripsikan laporan sehingga mudah dicerna publik.
Lantas, bagaimana penerapan PSAK dalam penyusunan laporan keuangan perusahaan?
Penerapan PSAK dalam Penyusunan Laporan Keuangan Perusahaan
Perusahaan yang menerapkan PSAK dalam pembuatan laporan keuangan harus memperhatikan komponen wajib sesuai standar. Anda bisa melihat bagaimana langkah penerapan PSAK dalam penyusunan kondisi keuangan melalui urutan berikut.
1. Menulis Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Akhir Periode
Anda perlu menulis posisi keuangan suatu entitas, misalnya aktiva yang menunjukkan aset lancar dan aset tetap. Kemudian, mencatat pula pasiva berupa liabilitas atau hutang. Lalu menyajikan ekuitas yang ada pada akhir periode.
2. Mendata Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain
Laba harus didata, baik itu laba kotor maupun laba bersih, sehingga akuntan wajib mencatat berbagai penjualan yang dilakukan. Berbagai beban material lain dan gaji karyawan juga termasuk dalam penghitungan poin ini.
3. Menulis Laporan Perubahan Ekuitas
Menurut PMM School, ekuitas merupakan cerminan nilai nyata dari kontribusi
pemilik, investasi, dan keberhasilan perusahaan. Nilai nyata yang menjadi hak milik penanam saham akan dikurangi oleh berbagai beban dan kewajiban perusahaannya.
4. Menulis Laporan Arus Kas Selama Periode
Laporan arus kas dipisahkan menjadi tiga aktivitas, mulai dari kas aktivitas operasional, kas investasi, dan kas pendanaan. Adapun angkanya wajib dituliskan pada kolom yang berbeda, kemudian dijumlahkan totalnya selama satu periode.
5. Menulis Catatan untuk Menyikapi Laporan
Laporan keuangan yang telah dibuat, dibuat ringkasannya berdasarkan kebijakan akuntansi yang signifikan. Akuntan boleh pula menambahkan berbagai informasi lain yang sekiranya perlu dijelaskan lebih rinci.
6. Menyajikan Laporan Keuangan Terdekat Sebelumnya
Komponen terakhir yang harus ditambahkan dalam laporan keuangan menurut PSAK 201 adalah neraca keuangan ketika awal periode terdekat sebelumnya. Misal ketika entitas menjalankan kebijakan akuntansi tertentu atau saat diadakannya penyajian kembali pos laporan keuangan.
Contoh Penerapan PSAK dalam Laporan Keuangan
Salah satu contoh penerapan PSAK dalam laporan keuangan pernah dianalisis oleh Dahlia dan kawan-kawan melalui “Penyusunan Laporan Keuangan Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) pada Jingga Batik Bukittinggi” (Jurnal Akuntansi Syariah, vol. 3, no. 2, 2023).
Laporan tersebut dibuat untuk periode 31 Desember 2020, dimulai dari penjabaran laba/rugi, perubahan ekuitas, neraca atau laporan posisi keuangan, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.
Jika kita melihat langkah-langkah yang sebelumnya telah dijelaskan, berbagai komponen yang disajikan oleh Jingga Batik Bukittinggi memang sudah memenuhi standar PSAK 201. Namun demikian, Dahlia dkk. menyebutkan bahwa perusahaan tersebut kurang lengkap dalam pencatatannya.
aran dan pendapatan membuat posisi keuangan dan kinerjanya kurang terlihat. Oleh sebab itu, Dahlia menyimpulkan analisis bahwa Jingga Batik Bukittinggi belum memenuhi syarat SAK ETAP.
Bagaimana Implikasi Hukum dari Tidak Mematuhi PSAK dalam Laporan Keuangan?
Laporan keuangan, sebagaimana dikutip dari Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2006, dideskripsikan sebagai pertanggungjawaban pengelolaan keuangan negara/daerah selama satu periode. Berbeda dengan itu, laporan keuangan perusahaan lingkupnya hanya terbatas di badan usaha.
Namun demikian, laporan keuangan menurut PSAK harus diterapkan perusahaan mengikuti perkembangan kondisi akuntansi dunia. Risiko hukum seandainya terjadi ketidaksesuaian bisa muncul ketika dua kubu bentrok perihal catatan keuangannya.
Perusahaan yang tidak menerapkan ini dalam proses akuntansi juga bisa terkena sanksi dari regulator IAI. Namun pengenaan hukuman hanya berlaku bagi para akuntan yang berada di bawah naungan regulator terkait.
Adapun dampak terhadap kepercayaan para investor berkemungkinan memberikan gambaran negatif. Sebut misalnya ada investor yang ingin melihat laporan keuangan, namun tidak memenuhi standar regulasi PSAK di Indonesia. Mereka tentu akan bertanya-tanya mengapa cara perhitungan perusahaan berbeda dengan yang lain.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, kita dapat mengetahui bahwa PSAK dipakai sebagai pedoman akuntan ketika mereka ingin membuat laporan keuangan. Sejumlah komponen yang seharusnya ada di sana tidak boleh dihilangkan.
Adapun IAI secara berkala melakukan pengubahan standardisasi akuntansi setiap awal tahun, mengikuti perubahan perekonomian dunia dan Indonesia. Oleh sebab itu, penerapannya dirasa konkret agar bisa mendeskripsikan laporan sesuai perkembangan zaman.
Commentaires