Dalam praktik hukum, advokat sering menghadapi negosiasi yang melibatkan komunikasi sensitif dengan pihak lawan. Salah satu konsep penting yang perlu dipahami adalah sans prejudice, karena penerapannya dapat melindungi kata-kata atau dokumen dari penggunaan sebagai bukti di pengadilan, sekaligus meningkatkan efektivitas strategi negosiasi.
Artikel ini akan membahas lebih lanjut apa itu sans prejudice, asal-usulnya, manfaat dan risikonya bagi advokat, serta tips menggunakan konsep ini secara tepat dalam praktik sehari-hari.
Apa itu Sans Prejudice dan Mengapa Penting?
Sans prejudice (Prancis) atau without prejudice (Inggris) adalah istilah hukum yang melindungi komunikasi selama negosiasi agar tidak bisa dijadikan bukti di pengadilan. Biasanya Sans Prejudice ini digunakan dalam surat, email, atau pernyataan saat negosiasi.
Dengan begitu, pihak-pihak bisa berbicara terbuka tanpa khawatir kata-kata mereka dipakai melawan mereka. Sans prejudice berfungsi sebagai tameng hukum untuk melindungi kata-kata atau dokumen sensitif selama penyelesaian sengketa.
Asal-usul dan Dasar Hukum Sans Prejudice
Konsep sans prejudice berasal dari negara common law dan awalnya berkembang dari yurisprudensi. Selanjutnya, beberapa negara kemudian mengkodifikasikannya, misalnya Inggris melalui UK Civil Procedure Rules Part 36.
Konsep ini juga terlihat dalam forum internasional, seperti international arbitration, yang termuat dalam IBA Rules on the Taking of Evidence. Meskipun dokumen tersebut tidak secara eksplisit menyebut istilah sans prejudice, aturan ini tetap memberikan perlindungan terhadap komunikasi tertentu dari penggunaan sebagai bukti. Praktik inilah yang menjadi dasar masuknya konsep sans prejudice ke Indonesia, ketika para praktisi hukum yang berpengalaman di hukum internasional membawa kebiasaan atau praktik internasional ke dalam praktik peradilan domestik.
Di Indonesia, istilah sans prejudice hanya disebut sekali dalam Kode Etik Advokat (KEA) tanpa penjelasan rinci, dan penerapannya efektif hanya untuk antar advokat. Lalu, bagaimana dengan pihak non-advokat? Perlindungan hanya berlaku jika komunikasi tersebut terbukti merupakan bagian dari proses negosiasi.
Pendekatan serupa juga terdapat dalam Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2016, namun cakupannya hanya terbatas pada mediasi formal di pengadilan dan tidak mencakup mediasi atau negosiasi non-formal di luar pengadilan.
Keuntungan Praktis bagi Advokat
Setelah memahami apa itu sans prejudice dan bagaimana penerapannya, penting juga mengetahui manfaat praktis bagi advokat dalam pekerjaan sehari-hari. Memahami konsep ini bukan hanya soal teori hukum, tapi juga memberikan keuntungan nyata saat negosiasi atau mediasi:
1. Melindungi posisi tawar klien
Dengan sans prejudice, pernyataan, tawaran, atau penawaran awal klien tidak bisa dijadikan bukti di pengadilan. Ini memungkinkan advokat menyampaikan opsi tanpa khawatir posisi klien melemah.
2. Mendorong komunikasi terbuka
Pihak-pihak yang sedang bernegosiasi lebih leluasa membahas penyelesaian damai, karena ada jaminan bahwa pembicaraan mereka tidak akan disalahgunakan di pengadilan.
3. Meningkatkan efektivitas negosiasi
Advokat bisa menawarkan solusi atau ganti rugi sementara untuk menguji respons lawan. Misalnya, memberikan angka ganti rugi saat mediasi tanpa takut angka itu dipakai melawan klien di persidangan
Kesalahan yang Bisa Merugikan
Namun, seperti strategi hukum lainnya, sans prejudice bisa berbalik merugikan jika tidak dipahami dengan benar. Beberapa risiko umum antara lain:
1. Salah persepsi soal perlindungan otomatis
Banyak yang mengira cukup menulis sans prejudice di surat atau email, otomatis semua isi terlindungi. Padahal tidak semua komunikasi otomatis mendapat perlindungan.
2. Penyalahgunaan konsep
Menggunakan sans prejudice untuk menutupi pelanggaran hukum atau pengakuan yang krusial bisa berakibat serius, karena perlindungan tidak berlaku untuk hal-hal ilegal atau wajib diungkap.
3. Kesalahan penerapan bisa merugikan
Jika komunikasi tidak memenuhi syarat perlindungan, isinya tetap bisa dibuka di pengadilan. Misalnya, advokat mengira tawaran verbal terlindungi hanya karena dikatakan “dalam semangat damai,” namun hakim menilai komunikasi itu bukan bagian resmi dari negosiasi.
Tips Menggunakan Sans Prejudice Secara Tepat
Dengan melihat manfaat dan risiko di atas, jelas bahwa sans prejudice bukan sekadar istilah “pemanis” di surat atau email. Ini adalah tameng hukum yang melindungi kata-kata atau dokumen selama negosiasi agar tidak bisa digunakan melawan Anda di pengadilan.
Gunakan label ini saat membahas hal-hal sensitif dalam penyelesaian sengketa untuk:
- Melindungi posisi hukum klien
- Membuka ruang negosiasi yang lebih produktif
- Meningkatkan kepercayaan diri advokat dalam menghadapi lawan
Dengan memahami aturan main, batasan, dan contoh penerapannya, advokat bisa lebih efektif dan aman dalam memimpin negosiasi, sekaligus memaksimalkan strategi hukum yang tersedia.
