Pada awal tahun ini, tepatnya 1 Januari 2025, Singapore International Arbitration Centre (SIAC) resmi memberlakukan SIAC Rules 2025 yang membawa sejumlah inovasi penting dalam mekanisme penyelesaian sengketa.
Aturan baru ini menjadi penting karena Singapore kerap dipilih sebagai seat of arbitration oleh para pihak dari Indonesia dengan penggunaan SIAC Rules sebagai aturan prosedural yang mengatur jalannya arbitrase. Lalu, terobosan apa saja yang diperkenalkan dalam SIAC Rules 2025 untuk menjadi jawaban atas tantangan arbitrase?
Mekanisme Baru yang Dibawa SIAC Rules 2025
SIAC Rules 2025 menghadirkan beberapa mekanisme baru yang difokuskan pada percepatan dan efisiensi dari proses arbitrase. Inovasi ini memberi para pihak pihak pilihan prosedural yang lebih fleksibel dan sesuai dengan sengketa yang dihadapi. Tiga instrumen yang patut diperhatikan adalah streamlined procedure, expedited procedure, serta penguatan emergency arbitration memulai proactive orders.
Streamlined Procedure
Prosedur ini didesain untuk sengketa yang memiliki nilai maksimal 1 juta SGD dengan kompleksitas sengketa yang rendah dan mewajibkan penunjukan satu orang arbitrator (sole arbitrator) yang akan memutuskan perkara terutama berdasarkan dokumen tertulis dan bukti dokumen tanpa hak meminta produksi dokumen tambahan atau menghadirkan saksi kecuali tribunal arbitrase memutuskan sebaliknya.
Kemudian, fitur utama dari prosedur ini yang menjawab tantangan tadi adalah tenggat waktu yang ketat, putusan akhir wajib diterbitkan dalam waktu 3 bulan sejak terbentuknya tribunal dengan kemungkinan perpanjangan oleh registrar.
Baca Juga: Tahapan Eksekusi Putusan Arbitrase Internasional di Indonesia
Biaya untuk arbitrator dan administrasi SIAC pun juga dibatasi hingga 50% dari jumlah maksimum normal untuk menjaga biaya tetap rendah. Dalam prosedur ini juga tidak melaksanakan sidang kecuali dianggap perlu.
Para pihak dapat memilih untuk masuk atau keluar dari prosedur ini, namun prosedur ini berlaku secara otomatis bagi sengketa yang bernilai rendah kecuali Presiden SIAC menentukan yang lain.
Expedited Procedure
Expedited Procedure berlaku untuk sengketa dengan nilai klaim antara SGD 1 juta hingga SGD 10 juta, atau untuk kasus dibawah SGD 1 juta apabila Presiden SIAC memutuskan bahwa Streamlined Procedure tidak tepat digunakan.
Tujuan dari prosedur ini adalah mempercepat proses arbitrase dengan tenggat waktu maksimal enam bulan sejak tribunal terbentuk. Dibandingkan dengan Streamlined Procedure, mekanisme ini lebih fleksibel karena memungkinkan adanya produksi dokumen, penyampaian pernyataan saksi, serta sidang lisan.
Dengan demikian, meskipun lebih cepat dibanding arbitrase reguler, prosedur ini tetap mempertahankan jaminan proses hukum yang diperlukan untuk perkara yang membutuhkan pemeriksaan lebih mendetail.
Emergency Arbitration dan Protective Orders
Proses ini memungkinkan pihak-pihak untuk mengajukan permohonan perlindungan sementara (urgent interim relief) bahkan sebelum tribunal arbitrase secara hukum dibentuk. Emergency Arbitrator dapat dengan cepat menerbitkan protective orders untuk melindungi aset, bukti, atau hak pihak-pihak menunggu dibentuknya tribunal utama.
Tahun 2025 Regulation memperjelas dan memperkuat otoritas tribunal untuk memberikan preliminary determinations dan protective orders. Hal ini memungkinkan masalah yang mendesak dapat diatasi dengan cepat untuk melindungi pihak terlibat tanpa harus menunggu proses arbitrase dimulai.
Pengaruh pada Efisiensi Arbitrase
Hadirnya SIAC Rules 2025 memberi opsi yang lebih praktis bagi para pihak dalam menyelesaikan sengketa. Dengan streamlined procedure maupun expedited procedure, penyelesaian bisa ditempuh dalam waktu yang jauh lebih singkat dengan biaya yang lebih terukur. Bagi perusahaan yang membutuhkan kepastian bisnis, jalur ini jelas lebih menarik dibanding proses arbitrase biasa yang cenderung panjang.
Selain itu, presensi emergency arbitration dan otoritas untuk menerbitkan protective orders memastikan kepentingan para pihak tetap dilindungi dari awalnya, misalnya untuk menjaga aset atau bukti yang penting. Gabungan kedua-strana tersebut membuat SIAC semakin dilihat sebagai forum arbitrase yang cepat, efisien, sekaligus adaptif terhadap kebutuhan praktik bisnis internasional, termasuk bagi pihak dari Indonesia.
Coba Legal Hero untuk Riset dan Analisis Hukum
Dengan diberlakukannya SIAC Rules 2025, para pihak kini punya lebih banyak pilihan untuk menyelesaikan sengketa secara cepat dan efisien. Bagi pelaku usaha Indonesia, memahami aturan baru ini akan sangat membantu dalam menyiapkan kontrak maupun strategi bisnis.
Kalau kamu ingin lebih mudah mengikuti perkembangan hukum dan melihat dampaknya secara praktis, Legal Hero siap menemani kamu sebagai AI legal assistant yang bisa diakses kapan saja, coba Legal Hero sekarang!