Hakim Berbeda Pendapat? Ini Penjelasan Dissenting Opinion dalam Hukum
- Tim Penulis Hukumku
- 24 Mar
- 3 menit membaca

Dissenting Opinion Adalah
Dissenting opinion mengacu pada pendapat berbeda atau pendapat tidak setuju yang disampaikan oleh satu atau beberapa hakim dalam suatu putusan pengadilan. Pendapat ini biasanya muncul dalam perkara yang diputuskan secara kolektif oleh majelis hakim, namun ada salah satu atau beberapa hakim yang memiliki pandangan berbeda dengan mayoritas hakim lainnya.
Pendapat ini sangat penting karena mencerminkan independensi hakim dalam menilai perkara, sekaligus membuka ruang diskusi dalam pengembangan ilmu hukum. Dengan adanya dissenting opinion, publik dapat memahami bahwa proses hukum tidak selalu berjalan mulus tanpa perbedaan pendapat.
Untuk lebih mengetahui apa itu dissenting opinion, contoh, dan dasar hukumnya, Tim Penulis Hukumku akan secara lengkap membahasnya melalui artikel berikut ini.
Mengapa Dissenting Opinion Terjadi?
Dissenting opinion terjadi karena setiap hakim memiliki independensi dan kebebasan berpikir dalam menganalisis kasus hukum yang dihadapkan kepadanya. Hakim menilai fakta-fakta hukum dan alat bukti yang tersedia berdasarkan perspektif dan penafsiran hukum masing-masing. Ketika hakim menemukan bahwa pendapat mayoritas tidak sesuai dengan interpretasi hukum dan keadilan yang dianutnya, maka hakim tersebut akan mengeluarkan dissenting opinion.
Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya dissenting opinion antara lain:
Perbedaan interpretasi terhadap undang-undang atau aturan hukum.
Berbeda pandangan terhadap penerapan norma hukum dalam kasus konkret.
Perbedaan dalam menilai fakta atau bukti yang diajukan oleh para pihak.
Fungsi Dissenting Opinion dalam Hukum
Menunjukkan Independensi Hakim
Dissenting opinion menunjukkan bahwa hakim memiliki independensi penuh dalam menjalankan tugasnya. Pendapat yang berbeda ini memastikan bahwa hakim tidak terikat oleh opini mayoritas dan berani menyuarakan pandangan hukum yang diyakininya benar.
Sebagai Bahan Evaluasi dan Kritik
Pendapat berbeda ini menjadi bahan refleksi penting bagi sistem peradilan. Dengan adanya kritik melalui dissenting opinion, masyarakat maupun praktisi hukum dapat mengevaluasi keputusan hakim secara lebih mendalam.
Menjadi Referensi Hukum di Masa Depan
Walaupun tidak mengikat secara hukum, dissenting opinion dapat menjadi referensi berharga bagi perkembangan ilmu hukum di masa mendatang. Tidak jarang, pendapat yang awalnya minoritas kemudian diadopsi dalam putusan-putusan berikutnya.
Menjaga Keseimbangan dalam Putusan
Pendapat hakim yang berbeda ini membantu menjaga keseimbangan dan transparansi dalam sebuah putusan. Publik dapat melihat proses pengambilan keputusan yang objektif, bahkan jika keputusan akhir tidak bulat.
Contoh Dissenting Opinion dalam Kasus-Kasus Penting
Berikut adalah beberapa contoh dissenting opinion terkenal dalam praktik peradilan di Indonesia:
Kasus Sengketa Pilpres (Putusan Mahkamah Konstitusi tahun 2019)
Dalam putusan terkait sengketan hasil Pilpres 2019, muncul dissenting opinion dari beberapa hakim Mahkamah Konstitusi. Mereka berbeda pendapat mengenai interpretasi bukti dan proses penanganan perkara. Pendapat minoritas ini kemudian menjadi perbincangan luas dan membantu publik memahami kompleksitas sengketa pemilu.
Kasus Pembubaran Partai Politik
Beberapa kasus pembubaran partai politik juga menghasilkan dissenting opinion. Hakim yang tidak setuju menyampaikan bahwa pembubaran partai harus didasarkan pada bukti kuat dan ketentuan yang jelas, sehingga menciptakan preseden penting bagi kebebasan berserikat dan berdemokrasi.
Bagaimana Dissenting Opinion Disampaikan dalam Putusan?
Penyampaian dissenting opinion biasanya dilakukan dalam bentuk tertulis dan dicantumkan di bagian akhir putusan pengadilan. Hakim yang berbeda pendapat akan menyusun argumentasi lengkap, berisi dasar hukum, fakta-fakta yang dipertimbangkan, dan alasan mengapa ia tidak setuju dengan putusan mayoritas.
Pendapat ini harus jelas dan detail agar publik maupun praktisi hukum dapat memahami sudut pandang hakim tersebut secara menyeluruh.
Dampak Dissenting Opinion bagi Publik
Adanya dissenting opinion dalam putusan pengadilan membawa dampak positif bagi publik, antara lain:
Memberikan gambaran utuh tentang proses hukum yang transparan.
Membuka ruang diskusi publik mengenai keputusan pengadilan.
Mendorong publik untuk lebih kritis terhadap proses peradilan.
Namun, dissenting opinion juga berpotensi menimbulkan perdebatan atau kontroversi, terutama pada kasus-kasus yang sangat sensitif.
Perbandingan Dissenting Opinion di Berbagai Negara
Dissenting opinion tidak hanya ada di Indonesia. Di negara-negara dengan sistem hukum common law, seperti Amerika Serikat dan Inggris, dissenting opinion juga merupakan bagian penting dari tradisi peradilan. Di negara-negara tersebut, pendapat minoritas sering menjadi acuan dalam pengembangan hukum, bahkan terkadang menjadi dasar perubahan hukum di masa depan.
Bagaimana Seharusnya Publik Merespons Dissenting Opinion?
Publik harus menyadari bahwa dissenting opinion bukanlah bentuk kegagalan sistem peradilan, melainkan bukti nyata independensi dan integritas para hakim. Publik perlu merespons dengan bijak, yaitu dengan mempelajari dan memahami isi pendapat berbeda tersebut sebelum mengambil kesimpulan.
Kesimpulan
Dissenting opinion adalah bentuk pendapat yang berbeda dari seorang atau beberapa hakim terhadap putusan mayoritas di pengadilan. Pendapat ini mencerminkan independensi hakim, membuka ruang diskusi publik, serta menjadi acuan penting bagi perkembangan hukum di masa mendatang. Dengan memahami dissenting opinion dan beberapa contoh dissenting opinion dalam kasus nyata, publik dapat lebih menghargai transparansi dan kompleksitas proses peradilan di Indonesia.
Konsultasikan Masalah Hukum Anda Bersama Hukumku
Apakah Anda memiliki masalah hukum dan ingin mencari solusi terbaik? Hukumku memberikan layanan hukum secara real-time kepada 650+ mitra advokat berpengalaman. Konsultasikan berbagai masalah hukum Anda mulai dari Rp50 ribu melalui smartphone!